Laman

Selasa, 05 Oktober 2010

Sekolah buat apa?

"Buat apa saya sekolah kalau sudah bisa berpenghasilan sendiri?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang artis cilik. Ceritanya bermula ketika di kelas matrikulasi peminatan pendidikan, mba Dini, dosen di kampus, ngobrolin tentang artis sama kita. Ini nih enaknya S2, udah isi kelasnya lebih sedikit, jadinya bisa ngobrol sama dosen, topik-topiknya juga asik lagi,, tentang segalanya yang berkaitan dengan cara mendidik anak yang tepat. Kayak dapat training gratis jadi mama yang baik deh. Ehehehehe.. 

Obrolannya mulai dari temen-temen anaknya si ibu dosen yang beberapa adalah artis, terus lanjut ke ngegosipin mobil mereka yang udah kayak rumah berjalan, sampai ke niat si ibu supaya dikontrak jadi artis sinetron waktu udah pensiun nanti. "Dapat peran ibu tiri pun saya terima..!"

Terus, begitu pembahasan udah nyinggung-nyinggung soal duitnya para artis, Nisa si mantan wartawan kompas.com, angkat bicara..

Minggu, 03 Oktober 2010

Serba Serbi Stres

Ada satu topik menarik di kuliah Pendekatan Teoritis dalam Psikologi bersama Bang Hamdi dan Mba Intan beberapa hari yang lalu. Kelompok Sari, Prince dan Ruth membahas pendekatan psikologi dilihat dari kacamata biologi. Salah satu hal yang dibahas adalah stres. Begitu presentasinya selesai, kami pun ngobrol macam-macam tentang stres ini....

 Stres itu ternyata tidak cuma bersifat kognitif—alias menyangkut pikiran kita—lho, tapi juga bisa bersifat biologis. Maksudnya gini, biasanya 'kan kita stres karena banyak masalah sehingga pikiran kita jadi jenuh... Nah, ternyata ada juga stres yang diakibatkan oleh faktor biologis seperti kalau kita berada di ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah tekanan udaranya. Akibatnya tubuh kita yang tidak terbiasa berada di tempat bersuhu rendah, akan berusaha untuk beradaptasi dan jadi stres. Ini dia yang dinamakan stres karena faktor biologis.

Jumat, 01 Oktober 2010

Mengenal Psikologi




Sejak ikut kelas matrikulasi aku baru tau, ternyata psikologi ini bukan ilmu yang dilihat dari sudut pandang tunggal seperti akuntansi, matematika, fisika atau kimia, yang jelas batas antara mana yang salah dan mana yang benar. Cabang ilmu psikologi ini sendiri punya banyak tokoh yang punya teori psikologinya masing-masing, dan bisa jadi teori itu saling bertentangan satu sama lain.
Contohnya aja, Skinner, Bapak aliran Behaviorism—dan modelnya tokoh Brain, si tikus putih ambisius berkepala gede yang ada di Animaniacs—yang setelah melakukan beragam uji coba dengan tikus, menyatakan bahwa manusia akan memberikan respon tertentu sesuai dengan stimulus yang diterimanya. Jadi, si tikus tak berdosa ini dimasukan ke dalam kotak yang udah diatur sedemikian rupa. Ada satu tombol serta satu lampu di sana (correct me if I'm wrong). Eyang Skinner dari Amerika ini akan menyalakan lampu di dalam box itu. Kalau tikus tidak melakukan apa-apa, lantai dari box yang bisa menghantarkan listrik akan menyetrum si tikus. Kalau tikus menekan tombol itu, maka setrumannya berhenti. Ada lagi di percobaan yang lain, dengan menekan tombol, sepotong makanan kecil akan muncul di tempat yang telah disediakan di dalam kotak.