Laman

Jumat, 28 Agustus 2015

Berburu Oleh-Oleh di Jepang

Woow... cita-cita dari kecil mau pergi ke Jepang alhamdulillah akhirnya kesampaian juga! XD 

Perjalanan babymoon berdua sama suami (bertiga sama si calon bayi dalam kandungan) ini berlangsung selama 8 hari (tambah 2 hari untuk PP ke Indonesia) di minggu kedua bulan ini. Sebenarnya mau cerita banyak tentang pengalaman jalan-jalan kami di sana, mudah-mudahan ada kesempatan ya untuk menuliskannya di sini. Sebelumnya, yang pertama kali ingin saya share adalah di mana lokasi terbaik mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tanah air dan berapa kisaran harganya (untuk beberapa item). Ini penting banget buat mengatur itinerary (jadwal perjalanan) kita nanti biar gak boros waktu dan tenaga (dan gak bikin para bapak-bapak yang gak suka shopping itu marah-marah, hihi) dan pastinya untuk mengalokasikan budget oleh-oleh sejak dini karena Jepang termasuk negara paling muahaal di dunia... >.<

Meskipun tulisan ini bersifat subjektif berdasarkan pengalaman saya dalam satu kali kunjungan ke tiap lokasi, mudah-mudahan tetap bisa membantu buat para calon pelancong yang punya niat pergi ke sana.

Kalau begitu, mari kita mulaaii...

Pertama-tama, saya perlu menjelaskan tipe traveler seperti apakah saya supaya yang baca gak merasa salah alamat baca info di sini.. 
- saya budget traveler (artinya, beli gadget, baju, tas tangan, dan sepatu branded, gak ada dalam daftar oleh-oleh saya)
- maunya cari oleh-oleh yang berciri khas Jepang (dan bukan makanan)
- harga harus pas di kantung
- dan barangnya harus berkualitas

Kota besar yang akan saya kunjungi di Jepang adalah Tokyo dan Kyoto, jadi sebelum berangkat saya sempatkan browsing mencari info di mana tempat membeli oleh-oleh yang terbaik. Saya menemukan beberapa lokasi yang direkomendasikan wisatawan:

Tokyo:
(1)  Nakamise Street, Asakusa
(2)  Kappabashi Street, antara Asakusa dan Ueno Station
(3)  Ueno Station
(4)  Oriental Bazaar, Omote Sandou
(5)  Takeshita-Dori, Harajuku

Kyoto:
(6)  Higashiyama District, dekat Kiyomizudera
(7)  Shin-Kyogoku, dekat Nishiki Market
(8)  Kyoto Handicraft Center

Toko-Toko dengan banyak cabang (bisa ditemui di beberapa kota):
(9)  Daiso
(10) 300 Coins
(11) Tokyu Hands 

Dari seluruh daftar di atas, ada tiga tempat yang tidak sempat saya kunjungi, yaitu Kappabashi Street, Ueno Station, dan Kyoto Handicraft Center. Sebenarnya teman saya yang tinggal di Jepang juga menyarankan belanja oleh-oleh di Akihabara, katanya sih di sanalah belanja oleh-oleh khas Jepang paling murah. Tapi karena ketika ke Akihabara kami tidak ditemani si teman tadi, jadi kami tidak tahu di area mananya Akihabara yang menjual oleh-oleh khas Jepang murah ^^

Nah, di luar daftar tersebut, saya dan suami menemukan tempat yang kami rekomendasikan buat mencari oleh-oleh murah:
(12) Gift shop di kampus manapun
(13) Tokyo Souvenir di bandara

Di antara itu semua, lokasi mana yang paling saya rekomendasikan?
Tokyo Souvenir di bandara Haneda

Kenapa?
Penjelasannya serta penjelasan tempat oleh-oleh lainnya akan saya tuliskan di bawah ini :D
(Maaf tidak ada foto di lokasi, karena hampir semua tempat melarang pengunjung memotret dagangannya. Paling yang saya tempelkan adalah foto barang yang sudah saya beli dari lokasi tersebut)
 

Nakamise Street, Asakusa
Barang yang dijual: kue-kue, makanan dan minuman, gantungan kunci, aksesoris rambut, magnet, kartu pos, furin, dompet, cermin, kipas, payung, sapu tangan, koinobori, sumpit, boneka, pajangan, t-shirt, pedang samurai, kimono, sandal Jepang, lampion, dll.

Tempat ini mirip seperti Kampung Cina-nya Singapura. Katanya sih, di sini tempat beli oleh-oleh paling murah di Tokyo. Saya bayangkan mungkin bisa ya, dapat suvenir bagus di bawah 500 yen (1 yen = 110 rupiah). Sebelum berangkat ke Jepang saya coba cari foto-foto barang dagangan di sini lewat google. Eehh... ternyata tetep aja mahal-mahal! >.< Gantungan kunci bolehlah seharga 300-400an yen. Tapi... rasanya kalau beli gantungan kunci yang cuma bisa dikasih ke satu orang, dengan harga yang segitu banyak kok kayak boros banget yaa.... Dan lagi bagi penerimanya, gantungan kunci itu kesannya gimanaa gitu... Kelihatan banget kita kayak gak niat nyiapin oleh-olehnya. Hehehe... Selain gantungan kunci, harga barang udah di atas 500 yen, bahkan mencapai ribuan yen, seperti pajangan berbentuk boneka dan patung kucing yang harganya mencapai 2000-3000 yen per buah. Sapu tangan dihargai minimal 700 yen, kipas minimal 1000 yen, udah gitu, coraknya buat saya kurang menarik dan kualitas bahannya meragukan. Saat saya ke lokasi dan melihat-lihat, ternyata memang bahan kipasnya itu dari sejenis kertas yang saya curigai gampang rusak. Dalam hal ini saya sepertinya harus setuju dengan pendapat banyak wisatawan kalau oleh-oleh di sini meskipun (katanya) murah, namun kurang berkualitas dan kurang mencerminkan ke-khasan Jepang (gak cantik gituu...). 

Oh ya, menurut saya Nakamise street ini justru cocok untuk membeli cemilan paketan dengan harga relatif murah, seperti kue isi kacang merah, kerupuk beras, dan jajanan pasar lainnya. Akhirnya di sini saya hanya membeli cemilan kue isi kacang merah untuk bekal jalan-jalan. Kue berbentuk kepala Budha dan kepala karakter tradisional Jepang. No meat, no alkohol kata penjualnya, yang sepertinya sudah terbiasa melayani pembeli berjilbab seperti saya :D
 
Kue isi kacang merah 320 yen isi 10 buah.
Oriental Bazaar
Barang yang dijual: dompet untuk tisu, dompet untuk tusuk gigi, handuk, majalah, pecah-belah, furniture, gantungan kunci, aksesoris rambut, magnet, kartu pos, furin, dompet, cermin, kipas, payung, sapu tangan, sumpit, boneka, pajangan, t-shirt, pedang samurai, kimono, sandal Jepang, lampion, dll.

Dari Asakusa, selanjutnya saya mengunjungi Oriental Bazaar yang katanya jadi tempat beli oleh-oleh paling oke di Tokyo meskipun harga lebih mahal daripada di Asakusa. Dan memang benar saja, barang-barang yang dijual di sini lebih cantik dan lebih menarik dibandingkan di Asakusa. Handuk dan sapu tangan di sini lucu-lucu, sayangnya sudah dijual seharga 500 yen ke atas. Semakin murah harganya, semakin kecil ukurannya... jadi gak bisa deh nemuin handuk dengan ukuran yang masih oke buat dijadikan oleh-oleh (gak gede-gede amat dan gak kecil-kecil amat) tapi dengan harga yang masih pas di kantung >.< Selebihnya ada juga barang yang dijual di bawah harga 500 yen... tapi menurut kami sih tidak worth it untuk dibeli dari segi fungsinya. Misalnya saja semacam dompet sangat kecil untuk menaruh beberapa batang tusuk gigi. Buat apa cobaa.... XD dengan budget terbatas begini memang kami jadi sangat pilih-pilih lho untuk belanja oleh-oleh, apa lagi kami kemari di hari pertama jalan-jalan di Jepang, jadi masih mencoba belanja seirit mungkin, hehehe....

Di sini kami juga menemukan pajangan piring (biasanya jadi incaran titipan oleh-oleh dari para ibu-ibu dan tante-tante yang suka koleksi piring suvenir dari luar negeri) dengan ukuran yang lebih manusiawi (ngga kecil-kecil amat seperti di Asakusa). Ada yang harganya 500an yen, tapi hanya bergambar geisha, tanpa ada tulisan yang menunjukkan ke-Jepang-annya. Untuk yang gambarnya lebih bagus dan lebih terasa Jepang-nya, harganya sudah mencapai 1000 yen. Overall, kami merekomendasikan jika ingin belanja oleh-oleh di Tokyo, belanjalah di sini. Tapi siapkan budget khusus dulu yaa..

Akhirnya di sini suami membeli magnet kulkas untuk teman-temannya yang kepingin banget pergi ke Jepang, tapi belum ada kesempatan. Harganya hanya 240 yen per buah, lho! Untuk magnet, kami lebih suka yang dijual di sini daripada yang dijual di Asakusa dilihat dari segi harga dan ke-cakep-an barangnya :)

Magnet kulkas 240 yen per buah

Takeshita-dori, Harajuku
Barang yang dijual: snack, payung, kipas, sepatu, t-shirt, blus, boneka, gantungan kunci, tongsis, dll.

Saya dan suami mengunjungi tempat ini di hari terakhir kami jalan-jalan di Jepang (sebelum besoknya pulang). Waktu ke sini, tujuan belanja saya hanya mencari payung (dengar-dengar kualitas payung di sini bagus, ringan, dan harganya murah) dan sepatu (karena sepatu saya sudah rusak akibat seminggu dipakai jalan, hehehe). Waktu melihat-lihat sepatu, harganya 4000 yen ke atas setelah didiskon. Dan ternyata semuanya model wedges (seluruh telapaknya tinggi), yaah maklumlah, ini tempat belanjanya kaum muda-mudi Jepang 'kan.... Jadi gak ada yang cocok buat bumil seperti saya, hehe... Kalaupun ada yang tidak bertapak tinggi, saya kurang suka modelnya. Akhirnya saya tidak jadi beli sepatu di sini. 

Waktu mencari payung, saya tidak banyak menemukan corak yang menarik. Orang-orang Jepang banyak yang memakai payung bercorak menarik (kalau turisnya banyak yang membawa payung transparan, mungkin karena harganya yang paling murah, 400an yen, dan bisa ditemui di mana saja). Payung di sana juga ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan payung di Indonesia, mungkin karena negara kita negara musim hujan, jadi makin lebar payungnya, makin bagus. Pingiiin rasanya beli satu saja payung di sana, yang motifnya cantik tapi juga gak malu-maluin amat kalau dipakai di Indonesia (coba bayangkan, saya pernah lihat payung warna kuning yang berbentuk kepala kucing, ada dua kain segitiga tambahan yang berfungsi jadi kuping kucingnya saat payung itu dibuka--malu-maluin 'kan kalau dipakai di Indonesiaaa >.<). Selama seminggu keliling, saya belum menemukan satu toko yang menjual payung yang motifnya sesuai selera saya, dan terutama, yang harganya pas di kantung! (rata-rata harga payung yang cantik minimal 700 yen) :D Nah saat ke Harajuku inilah, saya akhirnya ketemu payung murah. Tapi hanya tersedia polos satu warna (kuning, hijau melon, krem, coklat susu) atau motif polkadot tapi hanya berwarna hitam. Karena suami tercinta udah pasang muka jutek karena kecapean dan kepanasan, akhirnya saya ambil saja si payung hitam polkadot itu. Di tag-nya sih tertera harga 500-an yen, tapi ketika saya membayar di kasir, ternyata harganya jadi 257 yen loh! Waah... senang sekaliii ^_^ 

Oh ya, saya menemukan satu toko yang khusus menjual payung dengan motif unik (seperti warna isian buah semangka), yaitu di stasiun Shibuya, di area dekat Den-en Toshi Line (toko ini ada di paling ujung, kalau tidak salah benar-benar di dekat tangga sebelum kita ketemu kereta Den-en Toshi ini--artinya sesudah mesin pembayar tiket/tap IC card untuk line ini). Bagi yang berencana ke arah Kanagawa dari Shibuya atau sebaliknya, tentu bisa menyempatkan diri survey payung imut di sini.

Untuk barang lain di Takeshita-dori, yang sempat saya perhatikan adalah blus-blus cewek seharga 500-an yen, kemudian ada juga plush doll sailor moon cs. dan minions (harganya kalau tidak salah 700 yen ke atas).
Payung 257 yen
Higashiyama District, Kyoto
Barang yang dijual: makanan dan minuman, gantungan kunci, aksesoris rambut, magnet, kartu pos, dompet, cermin, kipas, payung, sapu tangan, sumpit, boneka, pajangan, kimono, sandal Jepang, lampion, dll.

Daerah yang terdiri dari jalan Sannenzaka dan Ninenzaka di Kyoto ini berisikan toko-toko yang menjual makanan, minuman, serta suvenir. Berhubung waktu ke sini cuaca di Kyoto sangat panas... ramaaaai turis... dan lagi jalannya menanjak, saya tidak kepikiran sama sekali untuk belanja oleh-oleh di sini. Badan capek, baju keringetan... Ngga enak sekali pokoknya. Toko yang saya dan suami kunjungi cuma tempat yang menjual es serut dan minuman. Tepat di samping toko es serut ada toko yang menjual suvenir. Tapi saya sempat diminta menjauhi toko sama pemiliknya karena waktu itu saya melihat-lihat dagangannya sambil membawa es serut yang baru saya beli. Hehehe... Takut kotor kali yaa.... Setelah menghabiskan es serut dan menunaikan urusan di toilet terdekat, di tengah terik matahari kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Kiyomizu-dera. Niat untuk masuk ke toko suvenir saya skip karena berpikir pasti masih banyak yang akan kami temukan lagi di atas nanti. Memang ada beberapa toko suvenir sepanjang jalan menuju kuil, namun akhirnya tidak ada satu pun yang saya masuki untuk survey harga dan kualitas produk ^^ Kalau saya tidak salah ingat, soal harga barang di sini kurang-lebih sama dengan tempat wisata lainnya. Harga dompet-dompet sekitar 1000 yen. Mungkin karena ini juga saya jadi tidak terlalu tertarik untuk shopping di sini.

Shin-Kyogoku
Barang yang dijual: kue-kue, snack, gantungan kunci, aksesoris rambut, magnet, kartu pos, dompet, cermin, kipas, payung, sapu tangan, sumpit, boneka, pajangan, t-shirt, pedang samurai, kimono, sandal Jepang, dll.

Isi barang di sini tidak jauh beda dengan di tempat wisata lainnya, sayangnya sewaktu ke sini saya tidak terlalu memperhatikan harga barang yang dijual karena saya dan suami capek setelah berpanas-panas ria sepanjang jalan dari dan ke Kiyomizu-dera. Yang bisa saya ceritakan hanyalah saya akhirnya menemukan satu toko yang menjual sapu tangan cantik dan mengkilat yang Jepang banget, dengan harga hanya 500 yen (tidak semahal di Oriental Bazaar, dan menurut saya juga lebih cantik daripada di Oriental Bazaar)! Cocok banget buat dikasih ke ibu, mertua, dan kakak ipar. Dengan menemukan sapu tangan ini, hilanglah segala kepenatan saya mencari oleh-oleh buat mereka ^^


*Best Buy*
Tenugui/sapu tangan/pembungkus barang, 500 yen per buah
Satu lagi di jalan sejajar sebelah Shin-Kyogoku, saya menemukan toko dua lantai yang ada tulisan 100 di papan nama tokonya. Ternyata toko ini menjual segala barang seharga 100 yen (plus pajak 8%). Isinya kebanyakan barang harian seperti yang biasa kita temui di minimarket. Tapi di area stationary-nya saya menemukan salah satu best buy saya, notes full-color yang halamannya mengkilat! Uuu...cantik bangeeettt.....


*Best Buy*
Note book 108 yen

Daiso
Barang yang dijual: snack, stationary, kaos kaki, sapu tangan, handuk, furin, dompet, cermin, kipas, payung, perlengkapan rumah tangga, kebutuhan harian, dll 

Daiso ini ibarat toko serba ada yang dagangannya semua seharga 100 yen (plus pajak 8%). Tempat ini jadi andalan para budget traveler buat membeli oleh-oleh. Dari info yang saya dapatkan, saya mengasumsikan barang-barang di Daiso memang bervariasi dan murah, tapi sepertinya kurang khas Jepang. Tapiii..... setelah saya mengunjungi toko ini... ternyata dugaan saya salah! Barang-barang yang dijual di sini imut-imut, cantik, dan masih terasa khas jepangnya. Soal kualitas, yang semula saya pikir kualitas barang tidak terlalu bagus karena harganya yang murah, ternyata juga salah dong... Hampir untuk semua suvenir saya rasa kualitas barang di Daiso lebih bagus daripada yang dijual di Asakusa. Kipas lipatnya tidak menggunakan bahan kertas yang saya curigai rapuh itu. Dan untuk barang-barang stationary, di sini juga banyak yang eye-catching. Jadi buat para budget traveler... yang mau membeli oleh-oleh khas Jepang dalam jumlah banyak, saya sangat rekomendasikan Daiso!

Inilah barang-barang yang saya dapatkan dari Daiso. Saya mengunjungi Daiso di dekat stasiun Fujigaoka Kanagawa dan di Takeshita-dori, Harajuku. Kedua tempat ini memiliki Daiso yang luuuaaas.... (kata teman saya rata-rata Daiso di tempat lain ukurannya kecil-kecil). Setiap produk yang tidak diberi label harga, artinya harganya 100 yen. Salah satu best buy saya di sini adalah kipas lipat yang kalau dibuka, tidak berbentuk segitiga seperti kipas lipat lainnya, melainkan oval. Cantik banget kaan? :D Kipas yang cuma saya temui di Daiso ini dihargai 150 yen.


Atas: alas piring.
Tengah: sumpit couple, buku resep, kipas bulat
Bawah: sumpit couple, kipas pakai baterai, sapu tangan, kertas origami
Semuanya 108 yen, kecuali kipas lipat oval seharga 162 yen (sudah termasuk pajak 8%)

*Best Buy*

Kipas lipat oval, 162 yen

Ini buku resep yang saya temukan di Daiso Harajuku,
lucu ya :)

300 Coins
Barang yang dijual: aksesoris perempuan, perlengkapan kosmetik, perlengkapan rumah tangga, bantal, dll 

Saya menemukan toko ini di dalam beberapa mall dan stasiun. Saya sempat masuk ke 300 Coins yang berlokasi di Aeon Mall, Okayama. Sepertinya isinya hanya diperuntukkan untuk kalangan perempuan. Barang yang dijual mulai dari aksesoris rambut, kaos kaki, stocking, perlengkapan kosmetik, dan beberapa pernak-pernik perempuan lainnya. Ada juga keperluan rumah tangga, tapi menurut saya tidak cocok untuk jadi oleh-oleh. Kebanyakan pengunjungnya pun perempuan. Ada juga laki-laki di toko ini, tapi sejauh yang saya lihat mereka datang bersama pacarnya, alias cuma menemani sang pacar shopping :D

Tokyu Hands
Barang yang dijual: stationary, bahan baku kerajinan tangan, dll

Saya ketemu toko ini di dalam Aeon Mall, Okayama, dan satu lagi di stasiun Kurashiki, tapi yang di Kurashiki ini tidak saya kunjungi. Ruangannya luas sekali. Isinya sesuai dengan info traveler lain, adalah beragam stationary yang imut, serta bahan-bahan untuk kerajinan tangan. Karena waktu ke sini saya gak bisa lama-lama, saya cuma berkutat di sekitar bagian yang menjual kartu pos, karena adik saya pesan oleh-oleh kartu pos dari Jepang. Nah bagi yang memang ingin mencari oleh-oleh kartu pos, stempel, notes atau perlengkapan stationary lainnya, di sini gudangnya. Banyak barang dengan desain unik dan menarik di sini. Untuk kartu pos sendiri setelah melihat yang dijual di Asakusa dan Oriental Bazaar, saya lebih suka sama yang dijual di sini. Ada kartu pop-up/3 Dimensi yang cantik untuk dijadikan pajangan di meja kantor, harganya paling murah 300-an yen. Saya ambil satu buah untuk oleh-oleh, yaitu seperti yang di bawah ini...



Kartu pajangan pop up/3 Dimensi 432 yen

Gift Shop Kyoto University
Barang yang dijual: note book, kipas, bendera segitiga, loop (kaca pembesar) tapi terbuat dari mika, pensil, pulpen, kancing seragam sekolah laki-laki, pin, topi, t-shirt, dll yang semuanya bertuliskan/bergambarkan logo Kyoto University

Ini nih, toko suvenir yang menurut saya menjual barang-barang yang cocok untuk diberikan ke dosen, guru, ayah, ayah mertua, paman, abang, adik laki-laki, serta teman laki-laki. Secara hampir semua suvenir di Jepang itu imut dan manis, alias cuma cocok buat perempuan, makanya mau mencari oleh-oleh dari Jepang untuk manusia berjenis kelamin laki-laki ini agak tricky buat saya. Hehehe....

Harga barang di sini beragam. Paling murah saya menemukan loop dari mika seharga 260 yen, dan note book kecil (isinya hanya potongan HVS, lalu covernya kain yang bercorak Jepang) seharga 360 yen. Pensil dan pulpen kalau tidak salah berharga 600-800 yen, topi mendekati 1000 yen, dan t-shirt 2000 yen.

Gift shop seperti ini saya yakin pasti ada di kampus-kampus ternama di setiap kota, misalnya Tokyo University. Untuk di Kyoto University, lokasi gift shop-nya ada di kawasan gedung utama, tepat sebelum kantin Camphora yang menjual masakan halal. Sempatkan saja mampir jika ingin mencari oleh-oleh dengan nuansa berbeda untuk orang-orang tercinta.


Note book @ 360 yen,
dan kaca pembesar dari mika 260 yen

Tokyo Souvenir di Bandara Haneda

Barang yang dijual: kartu remi, gelas sake untuk pajangan, sumpit mewah, boneka kucing, boneka pajangan, snack, aksesoris rambut, gantungan kunci, magnet, dompet, cermin, kipas, payung, kimono, sandal Jepang, dll.

Nah, ini dia lokasi jual suvenir yang paling saya rekomendasikan. Di tempat inilah saya paling puas hunting oleh-oleh, karena sudah mau pulang ke Indonesia, saya tidak khawatir lagi kehabisan uang Yen di kantung, jadi bisa belanja sepuasnya! Hehehehe....

Tapi selain itu tentu ada alasan yang lebih kuat lagi kenapa saya suka belanja di sini. Pertama, karena di sini semua barangnya bebas pajak. Dan yang paling utama adalah karena barang-barang yang dijual di sini berbeda dari yang ditemukan di lokasi wisata... Lebih terasa khas Jepangnya lho, lebih elegan juga, dan harganya tergolong lebih murah!

Karena tidak menemukan pajangan piring, saya akhirnya membeli pajangan sake set untuk ibu dan ibu mertua di sini. Di luar dugaan, harganya hanya berkisar 1000-1200 yen (berisi 5 buah gelas sake), tapi bahan dan motifnya itu looh.... cakeeeepp banget! Sementara di Oriental Bazaar, piring pajangan yang ukurannya mini, satu buah saja sudah sama harganya dengan sake set ini. Buat saya ini sangat menguntungkan. Nah, bagi yang ingin membelikan juga ke tante-tante atau ibu-ibu lain (yang pastinya demen banget diberikan oleh-oleh begini), bisa juga membeli beberapa set, lalu nanti dibagi-bagi dua/tiga gelas ke setiap orang. Jadi irit kaan? Hehee....

Lokasi Tokyo Souvenir ada di dalam bagian imigrasi. Artinya, kalau kita ke sini, kita sudah harus melalui gerbang imigrasi, yang mana di sana kartu yang ditempeli di paspor kita ketika datang ke Jepang dirobek sama petugas, dan kita sama sekali tidak bisa kembali ke area sebelumnya di dalam bandara alias bye-bye Jepang....  Karena itulah semua toko yang ada di area imigrasi bebas pajak. Setelah melewati banyak toko mewah yang didominasi produk branded dari Eropa/Amrik, dan satu buah toko mini Uniqlo, Tokyo Souvenir ada di lokasi paling ujung sebelum kita masuk ke area ruang tunggu masuk pesawat. Ini satu-satunya tempat membeli suvenir khas Jepang di dalam area imigrasi bandara Haneda.




Sake set. Kiri 1150 yen, atas 1200 yen, bawah 1000 yen

Jepit rambut 700 yen

Ada juga kartu remi dengan gambar
geisha/pesumo/gunung fuji di belakangnya
seharga 1200 yen, tapi tidak sempat difoto ^^

Semoga ulasan yang apa adanya ini bisa memberi gambaran bagi calon-calon pelancong di negeri Sakura itu yaa... buat menentukan mau belanja di mana dan berapa budget minimal yang harus dipersiapkan :) 

Selamat jalan-jalaan...!

1 komentar: