Sering saat aku baca beberapa buku cerita atau nonton beberapa drama kutemukan kisah tentang teman masa kecil. Biasanya dalam cerita ini terdapat twist antara tokoh utama dan teman masa kecilnya, misalnya dengan munculnya masalah dalam persahabatan mereka, atau adanya konflik batin karena perubahan status dari temen jadi demen. Tapi yang jadi favoritku adalah cerita teman masa kecil yang terpisah setelah beberapa tahun lamanya, lalu mereka berjumpa kembali ketika sudah jadi lebih dewasa. Emosi yang dimunculkan oleh tiap karakter dalam cerita ini benar-benar...wow, kompleks! Dari kaget, bahagia, kangen campur haru... Pokoknya sulit dijelaskan dengan kata-kata.
Bagi orang seperti aku yang masa kecilnya biasa tinggal berpindah-pindah. Mungkin sulit menemukan teman masa kecil yang begitu spesial dan masih terjalin baik hubungannya sampai saat ini. Let's see, aku pindah SD dua kali, artinya aku bersekolah di tiga SD, itupun bukan dalam satu daerah. Ketiga SD-ku tidak hanya ada di tiga kota yang berbeda, bahkan berbeda pula pulaunya: Semarang, Banjarmasin dan Pekanbaru. Jadi waktu yang kuhabiskan dengan teman-teman sekolahku tidak begitu banyak, paling lama hanya 3,5 tahun. Lalu bagaimana dengan teman-temanku di lingkungan rumah? Kalau ini lebih lagi, sampai aku tamat SD, aku sudah pernah tinggal di enam lokasi rumah yang berbeda-beda. Apalagi dengan waktu sekolah yang semakin lama semakin padat, jam mainku dengan teman-teman di lingkungan rumah semakin lama semakin sedikit. Di rumah yang terakhir aku bahkan sampai tidak bergaul dengan anak-anak sebaya di sekitar rumah, kecuali sama cucu seorang nenek yang tinggal di depan rumah, karena dia juga teman satu SD denganku.
Tapi beberapa tahun belakangan ini aku mulai menyadari kalau sebenarnya aku punya teman-teman masa kecil yang spesial. Mereka bukan temanku semasa SD, melainkan justru teman-teman di bangku SMA. Dari Pekanbaru, kami sama-sama satu nasib bisa berkuliah ke Bandung. Sebagian dari kami diterima di ITB, sebagian lagi di UNPAD. Jadilah kami yang merantau ke daerah asing tanpa orang tua ini saling bergantung satu sama lain, misalnya saling berbagi makanan, berbagi koin (hehe), pinjam-meminjam baju, numpang makan, numpang pinjam sendok dan piring buat makan, numpang istirahat bentar, numpang sholat, numpang curhat, numpang nitip taruh barang dalam jangka waktu yang laamaa, numpang ke kamar mandi aja... sampai numpang nginep. Hihihi... Lebih banyak numpangnya daripada memberinya yaa...
Jadilah berkat gaya silaturahim kami yang seperti ini, menurutku kini kami sudah seperti saling bersaudara. Tahu kebiasaan satu sama lain: siapa yang paling suka lelet, siapa yang kalau ketemu pasti berdebat, siapa yang paling nyebelin kalau lagi main kartu, siapa yang paling irit soal duit, siapa yang dituakan, siapa yang suka banget kasih nasihat keibuan, siapa yang paling suka nggoda-godain para cewek, siapa yang paling kekanakan, siapa yang punya dunia sendiri, siapa yang paling cepet tidurnya, sampai siapa yang biasa bangun pagi dan siapa yang paling susah dibangunkan pagi-pagi. Hehe....
Times change, people change, but I do hope our friendship has no end
Nb: buat Mita, Tia, Fasta, Irfan, Dairi, Tiara, Eny, Asha, Rajes & Nanda, senang banget bisa merepotkan dan direpotkan oleh kalian selama inii... (daripada minta maaf dan bersedih2 membaca postingan ini, lebih enak dibikin lucu ya). Semoga Allah ridho :)
ahahahahaha. udah bacaaa. asik asik asik. ayo berikutnya harus bisa ngumpul lagiii :) (fasta)
BalasHapusberikutnya setelah nanda gajiaaan :D
BalasHapusputiiii aku baru baca. aku terharuuu. hehehee
BalasHapussayang kalian sangaaaat :)
-mt-