Laman

Selasa, 05 Oktober 2010

Sekolah buat apa?

"Buat apa saya sekolah kalau sudah bisa berpenghasilan sendiri?"

Pertanyaan itu dilontarkan oleh seorang artis cilik. Ceritanya bermula ketika di kelas matrikulasi peminatan pendidikan, mba Dini, dosen di kampus, ngobrolin tentang artis sama kita. Ini nih enaknya S2, udah isi kelasnya lebih sedikit, jadinya bisa ngobrol sama dosen, topik-topiknya juga asik lagi,, tentang segalanya yang berkaitan dengan cara mendidik anak yang tepat. Kayak dapat training gratis jadi mama yang baik deh. Ehehehehe.. 

Obrolannya mulai dari temen-temen anaknya si ibu dosen yang beberapa adalah artis, terus lanjut ke ngegosipin mobil mereka yang udah kayak rumah berjalan, sampai ke niat si ibu supaya dikontrak jadi artis sinetron waktu udah pensiun nanti. "Dapat peran ibu tiri pun saya terima..!"

Terus, begitu pembahasan udah nyinggung-nyinggung soal duitnya para artis, Nisa si mantan wartawan kompas.com, angkat bicara..

Nisa    :    "Mba, saya pernah lihat di infotainment, ada artis cilik yang udah punya penghasilan sendiri dan dia bilang tujuan sekolah itu ‘kan buat cari uang, terus dengan keadaannya yang sekarang dia udah bisa cari uang, jadi buat apa sekolah lagi?”

Dosen  :    “Hm, kalau kamu ditanyain begitu, kamu akan jawab seperti apa?”

Nisa diam, kami juga jadi diam.
Iya ya, njawabnya gimana yaa..
 
Si ibu dosen ngelanjutin,
Dosen  :    “Anak itu lupa satu hal. Dengan bersekolah, dia bisa mengasah pola pikirnya, mematangkan kerangka berpikirnya sehingga dia bisa berpikir logis dan rasional!“
 
Dosen  :    “Kalau kalian perhatikan, artis-artis senior yang masih bertahan sampai sekarang adalah mereka yang punya kerangka berpikir yang bagus, yang merupakan hasil dari pendidikan di sekolahnya. Contohnya blablabla, blablabla, blablabla .....”
 
Aku ga inget siapa aja yang disebutin, maklum, kecerdasan keselebritisan rendah .... :p

Yang langsung kebayang waktu itu adalah mukanya Jeremy Thomas. Loh??
Dulu, waktu tingkat akhir di SBM ITB, aku main-main ke labkom lantai 1. Begitu masuk ke labkom, langsung deh duduk di depan komputer terdekat. Pas lagi asik browsing internetnya, ada abang-abang yang duduk berjarak 2 kursi di samping aku, nanya... "Mba, mba, ruangan ini ini ini dimana ya?"


Ehh,, bang Jeremy,,, kok ada di sini sihh??? 
Iya, dia kan mahasiswa S2 di EMBA-nya SBM ITB di Jakarta,  mungkin lagi main-main ke bandung mau ketemu pak Dekan ato Kaprodi kali yaa


Terus, baru aja beberapa hari lalu aku ga sengaja ngelihat salah satu sinetron di tivi. Loh, ada Jeremy Thomas. Main sinetron lagi ya dia..? Hmm,, mungkin bener juga apa yang dibilang sama Mba Dini... hihi...



...dan mba Dini pun lanjuutt...

Dosen  :    “Nah, kalian tahu ga kenapa sarjana matematika nilai jualnya tinggi?”
 
Ah masa sih?? Bukannya lapangan pekerjaannya cuma jadi guru matematik SD ya?? *Ya Allaah.. ini merendahkan sekalii....
 
Dosen   :   “Sarjana matematika itu bukannya dibeli keahlian matematikanya, tapi cara berpikir logisnya."
 
Ooh gitu yaa.. 
Hmm iya sih bener, ilmu yang paling mengasah logika itu ‘kan matematika...
 
Dosen   :    “Mereka tinggal ditempatkan di satu bidang pekerjaan, diberi pelatihan secukupnya, lalu nanti dengan sendirinya mereka bisa mengembangkan bidang itu jadi lebih baik lagi. Banyak perusahaan yang semakin bagus performanya setelah diisi oleh sarjana matematika. Contohnya aja si blablabla di perusahaan blablabla, dan blablabla.... Saya kenal tuh orangnya”
 
Ahhh maaf ga inget juga apa aja yang disebutinnn,, maklum kecerdasan aku buat hapal nama agak sedikit di bawah rata-rata... hehee
 
Akhirnya, bu dosen menyimpulkan dengan sebuah kalimat,“Silakan jadi apa pun juga, tapi jangan pernah tinggalkan sekolah”.
 
Jadi intinya, pendidikan di sekolah itu penting karena bisa mengasah kemampuan berpikir rasional kita. Kemampuan inilah yang kelak akan sangat berguna buat masa depan kita.


*ket: dialog2 di atas agak diubah, ga persis sama dengan yang aslinya, tapi maksudnya sih ngga berbeda...

9 komentar:

  1. Kalau aku setuju dengan pernyataan Bu Dosen bahwa sekolah diperlukan untuk membentuk pola berpikir. Selain itu, ia dapat dijadikan sebagai 'laboratorium' dalam konteks pergaulan antara sesama manusia.

    Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa institusi sekolah yang ada di Indonesia belum bisa membentuk karakter dari para murid.

    Good post, my dearest Puti :)

    #Wondering tindakan apa yang akan diambil Puti terhadap dunia pendidikan di masa datang. Hehehe

    BalasHapus
  2. kan sekolah itu asiikkk.
    hanya orang2 tertentu saja yg berpikiran sekolah itu tak perlu meski mereka sudah dpt berpenghasilan.
    hihihii.

    diriquwh mah,
    mw menuntut ilmu spanjang hayat.
    ya walaupun tkdg ada kjenuhan, but its okay.
    bisa diatasi.
    hehhhee..

    nice post,
    nd keepp postiingg yaa tarrriii.
    hhehehee.

    ^^

    BalasHapus
  3. Jadi ingat suatu cerita. Mungkin kamu udah tahu, Put, tentang seorang mahasiswa yang bingung mau melanjutkan pendidikannya atau fokus ke keluarganya, padahal dia bercita-cita pengen nerusin ke S3.

    Dosen tempat curhatannya bilang bahwa nanti yang mengajari anaknya langsung adalah seorang S3. Mendengar itu dia makin mantap untuk ngelanjutin S3.

    Eh, OOT ga ya? :p

    Yaah.. sekolah itu menarik -terlepas dari berbagai macam niat orang yang sekolah; prestise kah, kerja kah, dll- sekolah adalah tempat terjadinya sirkulasi ilmu dan pengalaman. Jadi, ga ada ruginya untuk sekolah (emang ga ada yang sia-sia dalam sesuatu kok).

    BalasHapus
  4. hanya org bego yg bilang sekolah g penting. apalagi klo udah berpenghasilan bilang sekolah g perlu lg malah lebih bego lg...
    tp yg paling penting sih belajarny,, klo yakin bs belajar baik tanpa sekolah gpp dah (ngejaminny susah), makanya ad sekolah utk membantu hal2 beginian
    Mengapa demikian??
    cb saja perhatikan kehidupan sehari2 kita tidak lepas dari proses berpikir. setiap hari kita pasti berpikir ketika ingin melakukan sesuatu..
    org yg tidak sekolah (tidak berpendidikan) akan melakukan kegiatan yg berbeda dgn org yang sekolah... org yg sekolah ini umumnya akan lebihberusaha melakukan sesuatu dengan efektif dan efisien..
    setiap tingkatan sekolah sudah d rancang untuk keperluanny masing2..
    lama2 bisa nulis blog disini jg nih,, hehe
    cukup dah,, banyak bener soalny penting sekolah itu..

    BalasHapus
  5. Puti... :)

    eh, disinggung matematika, jadi tersinggung niy :D

    aku setuju klo lulusan matematika itu tidak hanya jadi guru SD saja! *bangga sebagai alumni matematik*
    dengan melihat karir teman2 di matematik yg menclok sana menclok sini, ada yg di bank, asuransi, ada yg jd konsultan IT, ada yg jadi dosen, guru, perusahaan astra, garuda Indonesia, di pemerintahan, dan masih banyak lagi :D
    klo menurut aku, yang sangat penting itu ILMU, klo sekolah itu hanya salah satu sarana mendapatkan ilmu (sarana pendidikan), sebenernya pendidikan bisa didapat dimana saja, dilingkungan kerja, dilingkungan masy, lingk keluarga, dll. Yang mengasah pola pikir kita sebenernya pergaulan kita dengan org lain (org yg berbeda2) :)

    bener juga sih, dengan aku kuliah di jurusan matematik banyak mengasah pola pikir menjadi lebih kreatif (mengerjakan sesuatu tugas dengan berbagai cara tapi hasilnya sama). Tp insyaAllah semua ilmu juga punya peran masing2 dalam kehidupan ini, contohnya ilmu planologi (di tmpt kerjaku) yang bener2 membuat aku terkagum2, karena selama kuliah di matematik blm pernah diajarin ttg ilmu planologi, dan ga pernah terbersit sedikit pun bakalan kerja dg org2 plano, keren! ^^d.. yak! dan sekarang aku pengen menggeluti ilmu seni dan sastra, tampak sangat menyenangkan! ahey! *halah curhat*

    Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. (Khalifah ‘Umar)

    Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.(Johann Wolfgang von Goethe)

    _Rian H_

    BalasHapus
  6. Aku juga setuju kalau pendidikan itu penting. Pentingnya untuk membentuk pola pikir kita. Dan bener kata Mbak Dini, untuk belajar berpikir rasional dan kritis.

    Sering menyebalkan sih kalau ada yang bilang, "Buat apa sekolah tinggi2 kalau ujung2nya kerjaannya itu2 aja?"

    BalasHapus
  7. Mutya, rezi, bibe, godai, teh rian, kimii,, pendapat kalian hebat2 looh!

    BalasHapus
  8. haha, ati2 ma orang2 matem, put :D
    mereka klo s2 nyaris bisa diterima dimana aja lho... mereka juga sodaraku, hohoho

    klo ochie, baca ini inget artikelnya panji di milis ma ucapan ustadz kampus (pa hendrawan, FT): buat jadi ibu dari anak2 yang luar biasa, c ibu emank harus cerdas dan berpendidikan tinggi (tapi ochie pribadi skrg prefer nyari ilmu di luar bangku kuliah aja ah << blom juga lulus padahal, haha :D)

    BalasHapus